Pada Hari Minggu 30 September Rombongan Sepeda Ontel Berkunjung Ke Museum Cak Soen
Museum Kampung, Motor, Mobil dan Rumah Adat Ngawi Jawa Timur terletak di Desa Tempuran, Paron Ngawi Jawa Timur, dan dilingkungan sekitar disebut sebagai Rumah Griya Asri. Griya Asri merupakan Rumah Tinggal yang dibangun pada tahun 1921 oleh Bapak Marto Haryono dan Ibu Isminah yang merupakan Ayahanda dan Ibunda dari Suntoro Haryono. Bangunan Griya Asri merupakan Rumah Adat Jawa Timur yang sampai saat ini masih terjaga, dan terakhir direnovasi tahun 2010.
Minggu, 30 September 2018
Rabu, 19 September 2018
Para Pemenang Lomba Fotografi Museum Kampoeng Dalam Lensa Camera
Para Pemenang Lomba Fotografi Museum Kampoeng Dalam Lensa Camera dan Pemberian Hadiah diserahkan Langsung oleh Pemilik Museum "Cak Soen" Suntoro Haryono, selamat Untuk Para Pemenang.
Senin, 17 September 2018
Museum Kampoeng Cak Soen Diserbu Para Fotografer
Museum Kampoeng Cak Soen Diserbu Para Fotografer
16 September 2018
|
618
|
Ratusan Fotografer di Museum Kampoeng Cak Soen. Foto-Dok. Panitia
NGAWI — Ratusan fotografer asal Ngawi dan luar kota memadati Museum Kampoeng Cak Soen, Minggu (16/09/2018).
Di Museum yang terletak di desa Tempuran, kecamatan Paron ini diselenggarakan lomba Foto dengan hadiah jutaan rupiah. Museum dengan koleksi 35 motor dan 20 mobil antik. Selain itu interior rumah ini juga sangat klasik. Rumah yang berdiri sejak tahun 1921 ini digadang gadang menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit.
Mengusung tema “museum dalam lensa” para peserta menyebar di 3 titik dengan 3 model berbeda. Acara lomba hunting foto digagas oleh para pemuda dan pemudi Ngawi yang peduli akan fotografi.
Sedikitnya ada sekitar 20 panitia yang membantu suksesnya acara tersebut, panitia berasal dari Perfokan (Persatuan Fotografi dan Kameramen Ngawi), NP (Ngawi Photography) dan dari umum. Kepanitiaan diketuai oleh Joko Suwarsono / Joko Ronggo, yang juga merupakan salah satu anggota komunitas Perfokan.
Museum Kampoeng Cak Soen Diserbu Para Fotografer. Open gate dan registrasi mulai pukul 08.00-09.00 WIB. Dalam sambutannya Joko berharap bukan hanya model yang masuk dalam lensa namun juga lokasi museum bisa melengkapi keindahan foto yang diambil.
“Di museum ini banyak barang antik, jangan hanya model yang diexplore karena kita mengusung tema Museum dalam lensa,” ungkap Joko.
Panitia memang menyiapkan 3 model yang berasal dari Ngawi dan Madiun, keberadaan model bukan tujuan utama, yang menjadi misi utama adalah museum Kampoeng dapat lebih dikenal masyarakat luas khususnya warga Ngawi itu sendiri.
“Meski museum ini tidak semegah museum kendaraan klasik yang ada di Malang, besar harapan saya museum ini akan dikunjungi banyak orang dan mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata,” ungkap Drs H. Suntoro Haryono, MM, pemilik museum sekaligus mantan direktur Jasa Raharja Putera.
Kepada redaksi Kampoeng gawi, Ia mengaku tidak begitu mengharap dukungan berupa uang, tapi setidaknya bantu promosi saja, pihaknya sudah cukup senang.
Memang sejauh ini belum didukung sepenuhnya oleh Dinas terkait, namun semangat Cak Soen selaku pemilik museum untuk memviralkan museumnya patut diacungi jempol.
Disampaikan oleh panitia, pengumuman pemenang akan disampaikan satu minggu kemudian, Cak Soen akan kembali mengundang semua yang terlibat pada hari ini pada Minggu mendatang. (Fri/cse)
Bupati Ngawi Berikan Dukungan Lomba Hunting Foto di Museum Kampoeng
Bupati Ngawi Berikan Dukungan Lomba Hunting Foto di Museum Kampoeng
Cak Soen dan Bupati Ngawi dalam acara Lomba Hunting Foto Museum Kampoeng, Minggu (16/09/2018). Foto-Dok. Panitia
NGAWI — Lomba hunting foto di Museum Kampoeng Cak Soen Desa Tempuran telah sukses diadakan kemarin pada hari Minggu (16/09/2018).
Acara tersebut melibatkan banyak pihak terutama pegiat fotografi Ngawi dan berhasil menyedot ratusan orang untuk datang dan mengunjungi museum.
Tidak seperti museum pada umumnya. Museum yang diresmikan dan dibuka untuk umum pada November 2017 lalu ini merupakan museum keluarga, dengan berbagai koleksi mobil antik, motor antik dan terdapat kebun binatang kecil di belakang bangunan.
Rencananya museum ini akan terus dikembangkan oleh Cak Soen menjadi tempat yang nyaman agar pengunjung bisa betah berlama-lama.
Salah satu yang dilakukan tentunya dengan mengenalkan museum ini kepada semua orang dengan lomba hunting foto yang diadakan kemarin. Menurut Cak Soen, keberadaan museum memang belum mendapat dukungan dari pihak terkait.
Tak disangka, acara lomba hunting foto kemarin berhasil menarik minat Bupati Ngawi untuk datang dan menyaksikan kemeriahan acara yang sedang berlangsung. Bupati Ngawi berikan dukungan, lomba hunting foto di museum kampoeng Cak Soen.
Pemilik Museum Cak Soen (Suntoro Haryono) dan Bupati Ngawi berfoto disalahsatu Mobil Koleksi Museum Cak Soen
“Museum Kampoeng Cak Soen ini merupakan tempat yang hebat, terdapat banyak koleksi motor dan mobil antuk serta ada pula kebun binatang kecil di taman belakang museum, ada juga kolam renang,” ungkap Budi Sulistyono.
Bupati Ngawi Berikan Dukungan Lomba Hunting Foto di Museum Kampoeng. Dengan hadirnya bupati Ngawi di acara yang digagas teman-teman fotografer Ngawi ini tentu saja dapat menjadi suntikan motivasi untuk mengangkat nama useum Kampoeng itu sendiri.
Bupati Ngawi juga mengungkapkan akan membantu mengenalkan keberadaan museum ini secara masif dan selalu mendukung kegiatan positif yang ada di Ngawi.
“Dengan diadakannya lomba hunting foto ini diharapkan ke depan, kunjungan ke museum Kampoeng semakin bertambah dan para peserta lomba bisa membantu Cak Soen untuk melakukan publikasi di medsos, museum ini dapat dilihat banyak orang,” imbuhnya.
Cak Soen sendiri selaku pemilik museum, menpersilakan bila nanti ada yang berkunjung, menggunakan museum untuk lokasi pre wedding, atau wedding party. Pihaknya juga menyiapkan beberapa kostum ala ndeso untuk menunjang hasil foto.
Sejauh ini untuk berkunjung ke museum kampoeng Cak Soen belum diberlakukan tiket masuk. Hanya saja seyogyanya para pengunjung mengisi kotak untuk dana kebersihan yang telah disediakan.
Sementara itu, Heru, salah satu panitia mengungkapkan bahwa kesuksesan acara kemarin tidak lepas dari kerja keras panitia lomba dan seluruh pihak yang mendukung.
“Kita para panitia sangat senang acara berjalan dengan lancer, acara ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar menghargai sejarah lewat museum,” ujar pemilik Cicak Style Photography ini.
Ada bermacam doorprize yang disediakan panitia dalam acara kemarin, seperti Ponsel pintar, Power Bank, dan Sepeda gunung. Seperti informasi panitia, pemenang lomba hunting foto akan diumumkan minggu depan. (Fri/cse)
Jumat, 14 September 2018
Museum Kampoeng Cak Soen
Museum Kampoeng Cak Soen
13 September 2017
|
2104
|
Museum Kampoeng Cak Soen Tempuran, Paron. Foto-Hikma
PARON – Ketika kita berbicara sebuah destinasi wisata yang antik, unik, dan asri, ada satu lokasi yang menarik untuk kita kunjungi. Museum Kampoeng Cak Soen. Iya, itulah salah satu destinasi wisata yang berupa Rumah Adat Jawa Timur dengan berbagai hal menarik di dalamnya.
Rumah Adat yang berlokasi di Jl. Poros RT 04 RW 1 Dusun Tempuran, Desa Tempuran, Kecamatan Paron ini dibangun pada tahun 1921 oleh pasangan Marto Haryono dan Isminah. Rumah yang menempati lahan seluas 9000 m2 itu kemudian direnovasi oleh sang anak Drs. H. Soentoro Haryono, M.M. yang saat ini telah menjadi tempat rekreasi yang asri, lestari, dan nyaman pada 2010 lalu. Ide awalnya agar rumah itu bisa dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat banyak.
Museum Kampoeng Cak Soen ini memiliki empat bangunan yaitu di bagian depan berupa pendopo, bagian tengah sebagai ruang keluarga, samping sebagai lumbung padi, dan di bagian belakang dijadikan tempat tinggal. Di bagian lain dibuatlah kolam pemancingan, ruang museum mobil-mobil dan sepeda motor antik yang semuanya masih terawat dengan baik, juga ada dokar. Selain itu juga ada tempat penangkaran rusa totol (Axis axis), burung merak (Pavo Cristatus), dan kambing. Ada pula sawah dan lahan untuk berkebun.
Museum Kampoeng Cak Soen
Foto. Dok Griya Asri
Museum Kampoeng Cak Soen
Foto. Dok Griya Asri
Khusus untuk kolam pemancingan, sang pemilik secara rutin menyelenggarakan lomba memancing dengan berbagai hadiah yang menarik. Pada saat lomba memancing itu puluhan orang yang datang dan pulang dengan hadiah-hadiah yang diraihnya dari hasil memancing ikan.
Informasinya, rumah ini akan dilengkapi rumah makan dan tempat resepsi pernikahan dengan konsep party garden, sehingga para pasangan pengantin tidak hanya menyelenggarakan resepsi pernikahannya di gedung-gedung yang terasa monoton.
Nah, untuk sebuah wisata edukasi dan unik, tempat ini merupakan sebuah pilihan buat kamu yang suka traveling yang ingin suasana segar, koleksi antik, bermain dengan rusa, ataupun memancing ikan. Museum Kampoeng Cak Soen Desa Adat Jawa Timur Desa Tempuran ini lengkap sebagai wisata pilihan kamu.(kn/cse)
Langganan:
Postingan (Atom)