Rabu, 16 November 2016

Arah Jalan Ke Museum Kampung Motor, Mobil dan Rumah Adat Ngawi

Untuk Menuju ke Museum Kampung Motor, Mobil dan Rumah Adat Ngawi Jawa Timur dapat melalui jalan Raya Ngawi selanjutnya terlihat disebelah Kiri / Kanan Jalan Gerbang Masuk Ke Desa Tempuran, terlihat Tanda Arah Masuk kurang lebih 1 KM menju Lokasi dan tepat diseberang Masjid Taqwa Lokasi Museum Kampung Motor, Mobil dan Rumah Adat Ngawi


Posisi Arah Menuju Ke Museum Kurang Lebih 1 KM dari Jalan Raya Ngawi Seberang Gerbang Masuk Desa Tempuran (Posisi Tanda Arah dari Kiri Jalan)


Posisi Arah Menuju Ke Museum Kurang Lebih 1 KM dari Jalan Raya Ngawi Seberang Gerbang Masuk Desa Tempuran (Posisi Tanda Arah dari Kanan Jalan)


Posisi Arah Menuju Ke Museum Kurang Lebih 20 M Seberang Masjid Taqwa

Kamis, 03 November 2016

Hewan Ternak Peliharaan Griya Asri

Hewan Ternak Peliharaan Griya Asri berada di Halaman Belakang Griya Asri, semua hewan terawat dengan baik dari segi Pakan, Kandang dan Lingkunganannya.

  
 









Kolam di area Halaman Belakang griya Asri

Kolam di area Halaman Belakang griya Asri terdiri dari 5 Kolam


Suntoro Haryono sedang berada di Tepi Kolam

Dokumentasi Foto saat dilaksanakan Lomba Memancingdi Kolam Griya Asri 




Selasa, 01 November 2016

Mobil dan Motor Antik di Griya Asri






Benda Antik di Dalam Griya Asri








Halaman Griya Asri











    
   


                           

      





Alam Desa Tempuran, Paron Ngawi Jawa Timur

Tempuran adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur dan terdiri dari beberapa dusun, yaitu : Bulakan (di pinggir jalan Ngawi - Madiun), Tempuran, Tempurejo, Tempursari, Munggur, Melikan, Jegolan, Bendo, bakalan.

Tempuran mungkin berasal dari kata "tempuk" dalam bahasa Jawa berarti "bertemu", karena memang di desa ini terdapat pertemuan dua aliran sungai.

Menurut sumber cerita dari para sesepuh desa, Dinamakan Desa Tempuran karena di wilayah ini ada pertemuan dua aliran sungai yaitu Sungai Ketonggo dan Sungai Trinil. Pertemuan dua aliran sungai itu biasanya disebut TEMPUK. Di dekat tempukan dua sungai tadi ada pohon besar yang dikeramatkan atau biasa disebut PUNDEN. Di Punden itu sering diadakan acara BERSIH DESA atau NYADRAN. Sejak kejadian itu, orang-orang sering menyebut daerah itu dengan nama TEMPUKAN atau TEMPURAN.
Sejak saat itulah daerah di sekitar pertemuan dua sungai tadi disebut DESA TEMPURAN.
Berdasarkan riwayat tersebut maka daerah ini dikenal dengan Desa Tempuran sampai sekarang.

Sebagian besar geografisnya berupa lahan pertanian dengan luas 571,387 Ha



Selain berupa lahan pertanian di Desa Temnpuran juga terdapat sumber air panas diareal persawahan milik tanah desa setempat. Munculnya sumber air panas menurut warga setempat setelah pihak PT Jasa Raharja Pusat melakukan pengeboran sumur dengan sistim arthesis yang tujuanya sebagai bantuan program sarana air bersih bagi warga sekitar.

                           sumber gambar : http://ngawi-news.blogspot.co.id/2012/04/sumber-air-panas-tempuran-paron-ngawi.html

“Saat melakukan pengeboran pada kedalaman 400 meter tiba-tiba saja muncul semburan air panas padahal target kedalaman pihak pengebor sumur sendir sekitar 600 meter.